Kamis, 03 Desember 2015

Artikel Wisata Madura - Pantai Lombang



 Pantai Lombang
Pantai Lombang, namanya, mulai dikenal publik di era 1980-an. Pantai ini memiliki pasir putih, hutan cemara udang, dan keindahan pantai pasirnya yang landai. Pantai ini terletak di Kecamatan Batang-batang, Sumenep, Madura, tempat ini sering didatangi wisatawan yang tak hanya dari dalam negeri. Turis asal Jerman, Amerika Serikat (AS), Belanda, Korea, Jepang, Cina, dan negara lainnya, pun pernah bermalam di Pantai Lombang. Mereka bersedia tidur di bangunan terbuat dari bambu dan beratapkan rumbia. Dengan senang hati mereka menikmati keindahan pantai di malam hari dengan alat penerang obor dan lampu teplok.
Pada dekade 1970-an, Pantai Lombang merupakan tempat yang sangat alami. Rimbun pohon cemara yang menurut cerita berasal dari negeri Cina itu tampak tambah tahun makin diminati oleh masyarakat, khususnya masyarakat Sumenep sekedar membuang waktu pada saat-saat libu.
Konon, jaman dulu Pantai Lombang tak seindah seperti sekarang ini. Pada suatu ketika datanglah puluhan bahkan ratusan kayu-kayu yang dibawah arus dari tengah laut. Dan potongan kayu-kayu lalu terdampar di pinggir pantai. Uniknya, kayu-kayu tersebut tumbuh menjadi bibit pohon cemara dan akhirnya merimbun demikian lebatnya di sepanjang pantai.
Potongan kayu-kayu itu, konon kata cerita, lantara terjadi musibah perahu yang mengangkut potongan kayu dari atau ke Negeri Cina, dan kemudian hamburan potongan kayu tersebut terbawa arus dan menepi di pantai Lombang.
Namun disayangkan, rimbunan pohon cemara tersebut, makin lama makin berkurang, lantaran ketika terjadi booming bonsai sekitar tahun 80-90an, banyak pihak, khususnya masyarakat sekitar mulai menggali pohon-pohon yang kemudian dijadikan bonsai dan pepohonan taman sebagai nilai tambahan ekonomi.
Struktur pohon cemara memang sangat bagus dan indah, terutama pada akar-akarnya yang cenderung menghampar dan tampak sangat kukuh. Sehingga bila pohon cemata diletakkan di pot yang lebar dan datar, terasa sekali kesan ketuaan pada batang pohon cemara tersebut.
Demikian pula karakter kulit kayunya yang berwarna coklat tua dan bergaris-garis serta daunynya yang memanjang dan halus, sangat terasa nilai keindahan tersebut. Namun untuk pohon yang ukuran tanggung yang biasa dimanfaat sebagai  hiasan pohon di taman, demikian indahnya bila daun-daunnya dibentuk sedemikian rupa serta rantang yang bercang-cabang akan tampak seperti miniatur pohon besar di tengah padang.
Pantai Lombang dikenal dari mulut ke mulut, ketika banyak wisatawan dari luar dan lokalberkunjung untuk menikmati keindahannya. Saat itu Lombang masih perawan, pemerintah setempat belum menyentuhnya, baru kemudian ketika sudah ramai dikunjungi baru dijadilah wilayah obyek wisana dengan dibangunnya beberapa fasilitas.
Meski demikian ternyata tidak menyelesaikan perawatan pohon yang menghijau itu, karena ditengarai lahan pesisir tersebut adalah milik warga. Terjadilah tarik ulur tentang hak-hak garap wisata pantai tersebut.
Dengan kondisi seperti itu, wisatawan yang akan mengunjungi pantai tersebut harus berjalan kaki untuk mencapai pantai, karena pohon cemara masih malang melintang sepanjang kurang lebih satu kilometer di gugusan gunung pasirnya. Selain menikmati pantai, para wisatawan juga tertarik pada keaslian pohon cemara udang (Casuarinab equesetifolia).
Banyak yang memesan pohon cemara ini untuk dibawa pulang. Akhirnya cemara udang menjadi komoditas bisnis yang tak terelakkan. Ribuan pohon cemara udang disetek dan dibawa ke beberapa kota besar dalam jumlah ratusan truk.
Akibatnya, ribuan pohon cemara udang besar, yang masih asli, ikut juga terangkut ke luar Madura. Pengangkutan cemara udang dalam skala besar sudah berlangsung lama, sehingga yang tersisa kini hanyalah pohon generasi ketiga.

Bonsai Cemara Udang
Bagi seniman Sumenep, pantai Lombang merupakan sumber inspiratif dalam segala aktifitas seni. Mereka memanfaat pantai yang teduh itu bukan sekedar tempat berleha-leha, tapi juga tempat dimana mereka bisa membangun kekuatan imajinasi dalam bentuk karya seni, baik dalam bentuk karya sastra, seni rupa dan lainnya, bahkan kerap dijadikan tempat latihan para kelompok teater.
Dibanding dengan Pantai Kuta, Bali, yang kesohor ke mancanegera. Namun, jika dibandingkan dengan Pantai Lombang, banyak pihak memuji Lombang. Sebab keistimewaan Lombang, memiliki garis bentang pantai yang panjang dan mencapai sekitar 20 kilometer, sehingga membuat wisatawan bisa memilih tempat bersantai dengan leluasa.
Ombaknya yang relatif kecil dan lautnya yang tidak terlalu dalam sampai radius satu kilometer, dan pasirnya demikian halus,  bersih putih mengkilat membuat wisatawan berani menceburkan diri. Pantai ini juga sangat bersih dari sampah laut dan kehadiran warga setempat, karena jauh dari perkampungan asli warga Lombang.
Pantai Lombang akan rusak dan ditinggalkan wisatawan bila tanpa perhatian serius dari Pemerintah. Sebab, sejumlah pantai di luar Madura, kini telah gencar menanam cemara udang. Misalnya Pantai Parangtritis di Yogyakarta dan Pantai Pangandaran di Jawa Barat, sudah berhasil menghijaukan pantainya dengan cemara udang asal Pantai Lombang. Pohon cemara udang selama ini menjadi ciri khas Pantai Lombang. (Syaf Anton Wr / Lontar Madura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar